Tambang Nikel Di Pulau Obi Disebut Sebagai Sebuah Harta Karun

Tambang nikel di pulau obi – Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan kekayaan alamnya. Memiliki banyak kekayaan alam baik hayati dan non hayati, tentunya Indonesia juga punya banyak hasil tambang. Belum juga habis kekayaan tambang yang dimiliki oleh Indonesia. Kali ini, Indonesia memiliki satu mineral lainnya yang disebut sebagai sebuah harta karun terbesar di dunia yaitu nikel.

Saat ini, nikel digadang gadang sebagai sebuah bahan tambang yang paling banyak dicari. Hal ini disebabkan oleh nikel yang memiliki fungsi sebagai sebuah bahan baku untuk kendaraan listrik. Dimana pengembangan Mobil listrik saat ini sedang sangat populer. Lalu apa saja manfaat dari nikel tersebut? Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasannya terkait dengan manfaat dari hasil tambang nikel di Pulau Obi.

Kandungan Nikel Yang Ada Pada Tambang Nikel Di Pulau Obi

Indonesia memang terkenal sebagai sebuah negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam. Ada banyak sekali kekayaan alam yang dimiliki oleh negara dengan iklim tropis ini. Mulai dari flora dan juga fauna, sampai dengan kekayaan tambang yang dimiliki. Di Indonesia awalnya adalah sebuah negara yang terkenal dengan tambang batu bara yang dimilikinya.

Dimana seiring dengan berjalannya waktu, Indonesia juga memiliki kekayaan tambang lain yang saat ini sangat dibutuhkan. Kekayaan tambang tersebut adalah berasal dari Nikel dari tambang nikel di pulau Obi. Dimana saat ini, nikel menjadi sebuah bahan tambang yang paling banyak dicari di dunia. Mengutip dari beberapa sumber terpercaya seperti booklet nikel yang dirilis oleh kementrian ESDM Indonesia. 

Dalam data yang juga diperoleh dari badan geologi yang ada di Indonesia pada tahun 2019. Indonesia tercatat memiliki jumlah cadangan nikel yang sangat besar yang tersimpan di tambang nikel di pulau Obi. Dimana cadangan nikel yang dimiliki oleh negara ini adalah sekitar 72 juta ton nikel. Dimana diantara semua cadang nikel ini, terdapat juga nikel limonite.

Alasan Nikel Pada Tambang Nikel Di Pulau Obi Tidak Banyak Dilirik Sebelumnya 

Pada awalnya, tidak semua jenis nikel dianggap sebagai barang yang bagus. Dimana salah satunya adalah nikel jenis limonit. Menurut dari sebuah jurnal yang ada di Jurnal Metal Indonesia, bijih dari nikel limonit ini mengandung kadar nikel yang bisa dibilang cukup rendah. Sehingga karena hal itu, nikel yang satu ini kerap dipandang tidak ekonomis.

Bijih dari nikel limonit yang berasal dari tambang nikel di pulau Obi ini sebenarnya dapat diekstrak. Dimana nikel dan juga kobaltnya ini bisa diekstrak jika dengan menggunakan sebuah teknologi tinggi. Dan hal ini tentunya harus memerlukan sebuah dana investasi yang besar. Nikel dan juga kobalt secara maksimal akan dapat diekstrak menjadi sebuah Autoclave dengan bantuan dari asam sulfat yang memiliki konsentrasi tinggi. 

Dimana konsentrasi tinggi ini juga harus dibarengi dengan temperatur dan juga tekanan yang tinggi pula. Ditambah dengan waktu dari pelindian yang relatif singkat. Proses dari keseluruhan pengolahan dan juga pemurnian dari bijih limonit ini bisa dibilang cukup kompleks dan juga sulit. Hal ini tentunya karena kadar dari nikelnya yang terbilang sangat rendah.

Terobos Terbaru Dari Harita Nickel Untuk Nikel Di Indonesia 

Nikel Limonit memang memiliki proses ekstrak yang sulit, etapi meskipun begitu, salah satu dari sebuah perusahaan yang bernama Harita Nickel yang berada di tambang nikel di Pulau Obi. Melalui dari unit usahanya yang terletak di Halmahera Persada Lygend. Mereka telah berhasil melakukan sebuah konservasi mineral. Dimana mereka melakukan dengan cara mengolah bijih nikel yang berkadar rendah ini. Diubah menjadi sebuah produk bernilai ekonomis dan juga bisa dibilang cukup strategis bagi Indonesia dan juga dunia.

Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Indonesia Dalam Mengolah Tambang Nikel Di Pulau Obi

Jurus yang dilakukan oleh perusahaan nikel Indonesia ini adalah dengan menggunakan sebuah inovasi teknologi yang dinamakan High Pressure Acid Leach atau HPAL. Teknologi ini adalah sebuah teknologi yang pertama diterapkan di Indonesia. Teknologi ini sendiri juga sudah memproduksi Mixed Hydroxide Precipitate atau MHP sebanyak 188.600 WMT selama 1 tahun. Dimana ia sudah beroperasi beroperasi sejak tanggal 23 Juni 2021.

MHP yang dihasilkan ini kemudian dapat diolah lebih lanjut lagi agar menjadi Nikel Sulfat atau NiSO4 dan juga Kobalt Sulfat atau CoSO4. Dimana pada akhirnya, seluruh produk yang dihasilkan itu dapat dipakai untuk menjadi bahan baku dari pembuatan baterai untuk kendaraan listrik. Hal ini juga berarti bahwa, nikel limonit yang sebelumnya tidak termanfaatkan ini. Kini, berkat trobosan baru yang dimiliki, menjadi punya sebuah nilai ekonomis dan mendukung upaya dari pemerintah dalam transisi energi yang bersih.

Pendapat Para Ahli Terkait Dengan Terobosan Ini 

Terkait dengan teknologi yang baru ini, Guru besar Teknik Metalurgi dari ITB yaitu Muhamad Zaki Mubarok mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Harita Nickel. Menurutnya, teknologi HPAL yang mereka gunakan tersebut adalah sebuah hal baru di Indonesia. Dengan mengolah low grade nickel yang selama ini masih belum diolah yaitu nikel Limonit. Menjadi sebuah bahan baku untuk mobil listrik yang ramah lingkungan jelas hal yang bagus.

Meskipun jika dibandingkan dengan bijih saprolit, hal ini mungkin memang berbeda. Tetapi, apabila dibandingkan berdasarkan dari prosesnya. Emisi dari CO2 yang dihasilkan ini memang bisa bilang lebih rendah. Dengan Trobosan yang seperti ini, tentunya Indonesia jelas menjadi negara yang mendapatkan banyak keuntungan. 

Mengingat banyaknya jumlah cadangan nikel yang dimiliki dan Upaya dari pemerintah juga dunia untuk bisa membuat sebuah kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan. Hal ini juga yang menyebabkan Indonesia disebut sebagai negara penghasil harta karun berharga, karena ditengah maraknya projek kendaraan listrik, Indonesia memiliki bahan dasar dari pembuatan batrainya dalam jumlah yang banyak. Sekian.